Sabtu, 10 Desember 2011

Obat Malaria ala Papua

Oleh : Adi Mustika
Sebagaimana kita ketahui penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium. Ada beberapa jenis Plasmodium yang diketahui menjadi penyebab malaria yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan beberapa strain dari Plasmodium falciparum. Plasmodium hidup di dalam darah manusia, dan orang yang sudah pernah terserang malaria tidak dapat pulih 100 persen seperti sediakala karena masih ada bibit Plasmodium yang hidup di dalam tubuh meskipun jumlahnya hanya sedikit. Malaria ditularkan melalui vektor nyamuk.

Papua adalah salah satu wilayah di negeri kita yang terkenal rawan malaria. Tidak heran karena di sana nyamuk masih sangat banyak terutama di daerah-daerah dekat rawa dan dekat hutan. Padahal Papua masih memiliki areal hutan berjuta-juta hektar dan sebagian dari dataran rendahnya juga merupakan hutan rawa. Pendeknya tempat seperti itu merupakan habitat yang disukai oleh nyamuk. Dan nyamuk-nyamuk yang ada di sana terkenal ganas dan besar-besar.

Karena itu bagi orang yang hendak ke pedalaman Papua ada saran yang baik untuk diikuti guna mencegah terkena malaria. Sebelum memasuki pedalaman Papua dianjurkan minum obat anti malaria seminggu sebelumnya. Kemudian setiap seminggu sekali tetap minum obat anti malaria itu selama berada di sana. Dan seminggu setelah keluar dari Papua tetap dianjurkan minum obat anti malaria. Tetapi penggunaan terus-menerus obat anti malaria dibatasi maksimal 12 minggu selama di daerah endemi dan 4 minggu setelah keluar dari daerah endemi malaria.

Sebenarnya di pasaran banyak beredar obat malaria modern baik obat generik maupun obat bermerk. Obat tersebut bisa didapatkan di apotik maupun di rumah sakit dan puskesmas. Bahkan di pedalaman Papua bidan desa juga dibekali obat malaria untuk memenuhi kebutuhan warga desa yang menjadi wilayah kerjanya. Tetapi sayangnya kadang-kadang persediaan obat-obatan yang ada pada bidan desa sangat terbatas entah karena anggarannya tidak mencukupi ataupun karena jatah obat yang semestinya ada belum juga datang.

Di desa-desa yang jauh dari kota biasanya masyarakat setempat masih memiliki ilmu pengobatan tradisional menggunakan tumbuh-tumbuhan atau dikenal juga sebagai ramuan herbal. Sebagai masyarakat yang sehari-hari berada di daerah rawan penyakit malaria, masyarakat Papua memiliki berbagai ramuan anti malaria. Untuk menanggulangi malaria mereka memiliki resep yang masih mereka andalkan. Selain mudah pembuatannya juga dapat diperoleh secara gratis karena bahannya seringkali tidak perlu jauh-jauh dicari di dalam hutan. Ketika kami melakukan wawancara dengan dukun dan tetua masyarakat di Biak dan Padaido, ternyatalah bahwa mereka memiliki beberapa “resep” ramuan untuk pencegahan maupun pengobatan malaria. Berikut ini adalah beberapa cara yang masih dipakai untuk mengobati ataupun mencegah malaria.

Pencegahan Malaria
Untuk mencegah terkena malaria dianjurkan untuk makan yang cukup gizinya dan tidak lupa sering-sering makan sayur daun pepaya. Anjuran ini pernah kami buktikan dan selama dua minggu di pedalaman Papua kami selalu disediakan menu yang salah satunya adalah sayur daun pepaya. Mereka bisa meracik sayur daun pepaya itu menjadi tidak pahit. Selama di sana kami tetap sehat dan bahkan berat badan sempat bertambah. Selain sayur daun pepaya, air rebusan akar pohon kelapa juga dapat diminum untuk mencegah malaria.
Ada tumbuhan lain yang menurut bahasa setempat disebut dengan manspai, yang untuk keperluan pencegahan malaria diambil pucuk tunasnya lalu dicuci dan dimakan. Manspai ini nama ilmiahnya adalah Rhus taitensis.

Pengobatan Malaria
Untuk mengobati malaria ada beberapa jenis tumbuhan yang dipakai sebagai bahan dasarnya. Salah satunya adalah pohon yang dalam bahasa setempat disebut anas. Tumbuhan ini berupa perdu yang banyak dijumpai di pantai, daunnya agak menyerupai daun tembakau dan bagian tengah batangnya berupa jaringan gabus. Untuk mengobati malaria dapat digunakan daunnya, atau batangnya atau akarnya ataupun buahnya tetapi dipergunakan sendiri-sendiri. Jika daun yang digunakan maka daun itu direbus dan air rebusan itu yang diminum untuk mengobati malaria. Jika akar yang dipakai maka akar diparut dan diberi air matang lalu diperas, dan air perasan itu yang diminumkan ke penderita malaria. Kulit batangnya juga dapat digunakan dengan cara direbus dan air rebusan itu diminumkan ke penderita malaria. Bisa juga buahnya dimakan untuk mengobati malaria.

Daun tumbuhan yang nama lokalnya samparyer atau nama ilmiahnya Glochidion sp. juga mereka manfaatkan untuk mengobati malaria, caranya adalah daun direbus dan airnya diminum. Tumbuhan ini berupa perdu yang tidak terlalu tinggi, daunnya majemuk berseling.
Yaren atau yerem yang nama ilmiahnya Alstonia scholaris juga dapat dimanfaatkan untuk obat malaria. Caranya adalah diambil kulit batang yaren lalu direbus dan airnya diminum.
Tumbuhan yang lain yaitu yang namanya belakang babiji. Untuk mengobati malaria diambil akar tumbuhan ini lalu direbus dan air rebusannya diminumkan kepada penderita malaria. Masih ada satu lagi tumbuhan yang berkhasiat untuk mengobati malaria yaitu inggamimes. Caranya adalah batang inggamimes ditumbuk, lalu diberi air dan diperas, air perasan itulah yang diminumkan ke penderita malaria.

Memang kebanyakan dari ‘resep’ tradisional Papua ini umumnya sangat sederhana, formulanya hanya terdiri satu jenis tumbuhan saja, dan tidak ditentukan dosisnya secara tepat, sehinga biasanya hanya berdasarkan pengalaman saja. Kadang-kadang antara satu dukun dengan dukun yang lain ada sedikit perbedaan dalam menentukan banyaknya bahan yang diperlukan untuk mengobati penyakit yang sama. Berbeda dengan obat modern, dimana dosis yang diberikan sudah ditentukan dan dalam pemakaiannya sebaiknya tidak melampaui dosis maksimal yag diperbolehkan.

Tidak ada komentar: