Senin, 24 Oktober 2011

Rabun Dekat

kadang bahan-bahan dan potensi yang terdekat di sekitar kita lebih baik daripada barang impor/ pabrikan. Harganya pun bisa lebih murah daripada buatan pabrik atau impor.

Misalnya DHA. DHA pada ikan lebih murah daripada DHA di susu formula.

Kemudian kita lihat di film Mutiny on the Bounty, Raja Inggris memerintahkan pelaut untuk berburu sukun ke Tahiti. Ini cerita beneran. Sukun itu kemudian ditanam di Karibia, untuk makanan pekerja kolonial atau budak. Dalam bahasa inggris, sukun punya sebutan terhormat breadfruit. Dan Orang inggris jauh-jauh mencari bibit sukun dengan berlayar dari inggris, afrika selatan, india, indonesia, tahiti, kemudian membawanya lagi hingga ke karibia. Mengapa sungguh-sungguh diperjuangkan sukun tersebut? Sukun adalah sumber makanan murah dan berkarbohidrat. Menurut Taufik Rahzen, Makanan ini juga diketahui kemudian bermanfaat membuat penduduk karibia lebih sehat kuat dan berharapan hidup yang tinggi.

Tidak hanya di Tahiti, sukun sebenarnya adalah potensi negeri kita. Negeri kita punya banyak sukun. Tapi mengapa kita menganggapnya makanan NDESO (thukul mode). Mengapa kita lebih bangga makan burger, roti yang bahan-bahannya jauh dari lingkungan kita, dibanding dengan makanan yang baik di sekitar kita.

Mungkin kita nggak banyak tahu tentang potensi-potensi yang baik di sekitar kita. walaupun kadang kita perlu produk impor, seperti laptop saya ini, adakah hal lain yang berpotensi di sekitar kita tetapi kita sepelekan lantaran kita lebih bangga produk impor?

http://youtu.be/IiB7fQpjloc